Ta’aruf, Bukan Pacaran

Saya pernah mendengar ungkapan seorang publik figur. “Kami tidak pacaran, kami sedang menjalani proses ta’aruf.” Begitu katanya sambil tersenyum dan melirik gadis cantik yang berdiri di sebelahnya. Keduanya mengakui kerap nonton bareng dan bepergian berdua. Keduanya menampik dengan tegas kalau dikatakan pacaran dan mengakui sedang menjalani ta’aruf.

Apa itu ta’aruf?

Ta’aruf adalah langkah awal menuju gerbang pernikahan. Tahapan ini sering  disalah artikan. Banyak yang mengaku tidak pacaran melainkan sedang proses ta’aruf, tetapi jalan kemana-mana berdua. Hakikatnya pacaran namun diperhalus penyebutannya saja. Ta’aruf yang dimaksud dalam Ajaran Islam, adalah proses saling mengenal. Bisa dengan saling menukar biodata lengkap, jika diperlukan dilakukan pertemuan yang difasilitasi orang ketiga. Bisa melibatkan orang tua atau orang yang sangat dipercaya. Jadi dalam proses ta’aruf ini tidak ada interaksi bebas, apalagi sampai jalan-jalan berdua.

Proses taaruf ini untuk saling mengenal jati diri masing-masing, penyamaan visi misi pernikahan. Dalam proses ini diperbolehkan untuk dilakukan penyelidikan oleh orang yang kita percaya. Tujuannya untuk mengetahui akhlak kesehariannya tanpa ada yang ditutup-tutupi.

 Pandangan mata kita terbatas, akan banyak misteri tentang jati diri calon yang kita pilih. Maka untuk mendapatkan kemantapan hati dianjurkan untuk sesering mungkin sholat Istikharah. Dengan memohon petunjuk kepada Allah SWT. menghadirkan ketenangan dan kepasrahan. Ketika proses ini gagal sekalipun kita akan ikhlas menerimanya.

Cara taaruf ini banyak yang menyangsikan, hal ini karena budaya pacaran yang sudah mengakar dalam kehidupan masyarakat kita. Padahal pacaran juga tidak menjamin pernikahan akan berjalan dengan baik. Tidak sedikit bukan, bertahun-tahun pacaran setelah menikah sering cekcok dan akhirnya berakhir di meja pengadilan. 

Setiap orang yang berpacaran tidak akan menunjukan sifat aslinya pada sang kekasih, karena takut kehilangan. Semua yang ditunjukan adalah kepalsuan, berusaha menunjukan yang baik-baiknya saja. Sehingga walaupun bertahun-tahun pacaran tidak akan mengenal dengan baik calon pasangan. Saat sudah menikah, segala kekurangannya nampak tidak bisa ditutup-tutupi lagi. Tidak jarang yang merasa kecewa dan menimbulkan pertengkaran.

Pacaran pada zaman sekarang ini menjurus pada pergaulan bebas. Dapat dikatakan sebagai pintu masuk perzinahan, dosa besar yang sangat dilaknat Allah SWT. Dianggap hal lumrah bagi orang yang pacaran pergi berduaan, bahkan melakukan hubungan layaknya suami istri.